ARANSEMEN MUSIK UNTUK ANSAMBEL MUSIK SEKOLAH
Oleh : TEGUH KUSANTO, S.Pd
Aransemen berasal dari bahasa Belanda yakni “Arrangement” yang artinya penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau instrumen musik yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah.
Orang yang melakukan aransemen lagu dikenal dengan sebutan Arranger atau Pengaransemen. Modal dasar yang harus dimiliki dikuasai oleh seorang arranger yakni dapat menguasai pengetahuan tentang harmoni. Tujuan Aransemen yaitu membuat sebuah lagu menjadi lebih baik, indah dan lebih enak didengar tapi tidak lepas dari esensial musik aslinya, jadi untuk menghasilkan sebuah aransemen dari lagu yang sudah ada, jangan sampai aransemen baru tersebut menjadikan lagu jadi melenceng atau bahkan orang awam tidak mengenal lagu apa sih itu ?
Membuat aransemen untuk sebuah grup ansambel musik berbeda dengan aransemen musik untuk vokal, perbedaanya adalah ansambel musik dimainkan oleh instrumen-instrumen musik yang sudah direncanakan dalam aransemen, misalnya untuk ansambel musik sekolah menggunakan instrumen recorder sopran, pianika, glokenspiel, gitar, bass, cajon atau drum set, keyboard sedangkan aransemen vokal dibuat untuk suara manusia.
Aransemen ansambel musik sekolah bisa dikategorikan dalam aransemen instrumen, karena hasil aransemen ini murni untuk permainan alat musik saja yang memungkinkan diusahakan oleh sekolah dan dimainkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dengan komposisi sesuai keperluan.
Langkah-langkah membuat aransemen musik
1. Pemilihan Lagu: memilih lagu tentunya harus mempertimbangkan sasaran lagu tersebut, yaitu memilih lagu yang sesuai atau layak untuk konsumsi anak sekolah. Setelah menentukan lagu yang akan diaransemen terlebih dahulu arangger harus memahami lagu yang akan diaransemen yang meliputi alur melodi, pola ritme lagu, progresi akornya, tanda-tanda musik yang digunakan serta unsur musik lainnya yang ada pada lagu yang akan diaransemen. Hal non teknis yang perlu diketahui bahwa jika kita mengaransemen lagu harus meminta ijin komposernya atau bisa dilakukan dengan mencantumkan nama penciptanya.
2. Menentukan Struktur Lagu: dalam membuat aransemen baru kita dapat merencakan struktur lagu setelah aransemen yang meliputi:
a. Introduction : introduction adalah musik pengantar sebelum masuk pada melodi asli lagu, dalam membuat musik pengantar kita harus mengenal karakter alur melodi lagu, nuansa lagu, pola ritme melodi lagu, sehingga hasil kreatifitas kita dalam membuat intro itu benar-benar dapat menjadi sebuah jembatan untuk masuk ke melodi utama, kadang kita langsung dapat mengenal judul lagu setelah mendengar intronya. Kadangkala introduction bukan sebuah melodi akan tetapi sebuah pola ritmik yang dibawakan instrumen ritmis.
b. Melodi pokok: melodi pokok merupakan motif-motif melodi yang menjadi unsur pembentuk lagu secara keseluruhan, melodi ini betul-betul merupakan hasil kreatifitas dari komposer lagu, hal ini dapat dilihat dari notasi musik lagu.
c. Interlude : Interlude lagu adalah musik di tengah-tengah lagu, biasanya untuk struktur lagu yang umum interlude ditempatkan setelah reffrain, setelah interlude ini akan mengantar kita kembali ke melodi awal atau masuk pada bagian reffrain, ini tergantung dari arrangernya.
d. Coda : coda adalah melodi penutup atau ending lagu, bisa berupa melodi penutup atau bentuk lain yang merupakan kreatifitas arranger.
3. Menentukan Peran atau Fungsi masing-masing Instrumen Musik yang digunakan.
Pemilihan instrumen musik dalam menyusun ansambel musik sekolah harus mempertimbangkan kekuatan instrumen yang menjadi pembawa melodi utama, counter melodi, ritmik melodi, sustained harmonic melodi yaitu dengan menentukan jumlah pemain yang berperan memainkan masing-masing bagian fungsi instrumen tersebut di atas. Jika arangger tidak cermat dalam menentukan jumlah pemain masing-masing bagian dikhawatirkan akan menimbulkan ketidak seimbangan (tidak balance) sehingga melodi utama akan tertutup. Karena dalam ansambel musik hal utama yang harus diperhatikan adalah jangan sampai terjadi melodi utama tidak terdengar atau tertutup oleh melodi instrumen yang berfungsi tidak memainkan melodi utama, tanpa mengesampingkan efek dinamik lagu, karena balancing permainan ditentukan juga oleh dinamik yang diberikan pada partitur lagu.
Dalam penentuan instrumen dengan fungsi tertentu misalnya kita memilih alat musik Recorder Sopran, Pianika, Glokenspiel, Angklung, Gitar Akustik, Cajon, maka kita terlebih dahulu memahami karakter dari masing-masing instrumen musik, kualitas pemain atau kekuatan masing-masing pemain serta jumlah masing-masing instrumen, sehingga secara kuantitas akan mendukung balancing penyajian ansambel musik. Komposisi permainan dapat disusun sebagai berikut:
1) Recorder sopran-1 sebagai melodi utama (4 orang)
2) Recorder sopran-2 sebagai harmonisasinya (2 orang)
3) Pianika-1 sebagai cantus fermus (1 orang)
4) Pianika-2 membantu harmonisasi pianika-1 (1 orang)
5) Glokenspiel berfungsi untuk menguatkan melodi utama atau dapat juga memberikan akor secara arpegio/akor terpecah (1 orang)
6) Angklung membantu memberikan penguatan harmonisasi akor dengan memainkan nada-nada panjang pada ketukan berat (1 orang)
7) Gitar membarikan pola ritme harmonik (1 orang).
8) Cajon memainkan pola ritmik (1 orang)
Komposisi instrumen bisa secara fleksibel untuk bergantian memainkan melodi utama, karena dalam penyajian ansambel musik melodi utama jangan sampai tertutup instrumen lain. Fungsi dari recorder dapat juga bergantian untuk memainkan nada-nada panjang yang mendukung atau menguatkan harmonisasi.
Contoh Partitur untuk Ansambel musik sederhana:
Lagu : Ibu Kartini
Arr : Teguh Ku
Contoh Partitur Ansambel Musik untuk siswa SMP Kelas 9
Dengan komposisi intrumen musik : Recorder-1, Recorder-2, Pianika-1, Pianika-2, Glokespiel, Angklung, Akustik Gitar, Cajon.
Berikut Contoh Aransemen untuk Ansambel Musik Sekolah
Lagu Daerah Jawa Tengah
Lagu Indonesia Jaya : Karya Chaken M